Selasa, 26 Februari 2008

Bahasa Jurnalisme Rezim Orde Baru: Sebagai Alat Kekuasaan Penguatan Dominasi

-teruntuk bang mimar: terimakasih ilmunya-


Jurnalistik di Indonesia sebenarnya bukanlah hal yang baru dalam sejarah negara ini. Pasang surut kian menghiasi perkembangan dunia yang satu ini, dari awal kemunculannya sampai dengan sekarang. Malah, catatan sejarah jelas menunjukan kalau umur jurnalistik lebih senior dibanding dengan umur berdirinya Indonesia. Hal ini ditunjukan dengan munculnya beberapa surat kabar lokal pada masa penjajahan baik Belanda ataupun Jepang.

Berbicara tentang jurnalistik pasti tidak akan lepas dari persoalan bahasa. Mengapa demikian? Bahasa adalah komponen utama yang menyusun jurnalistik. Melalui bahasa manusia dapat berkomunikasi, mengekspresikan sikap dan tindakan terhadap sesuatu. Komunikasi dan ekspresi manusia terhadap sesuatu inilah yang mendasari adanya dunia jurnalistik Tanpa bahasa, mustahil jurnalistik akan muncul.

Pada dasarnya, manusia hidup di dunia ini pasti akan berpolitik. Tak peduli ia hidup di bidang pemerintahan atau tidak, ia pasti akan menunjukan sisi-sisi dan tidakan yang menunjukan bagaimana sikap politisnya. Contohnya seorang balita yang hendak kita rebut botol susunya. Mungkin saja ia akan menggigit dot pada botol tersebut untuk mempertahankan apa yang ia punya. Tindakan balita mengigit dotnya itu, bisa dikatakan sebagai sikap politik untuk mempertahankan botol susu yang menjadi kekuasaannya.

Begitu pula bahasa dalam jurnalistik. Bahasa dalam jurnalistik-pun dalam perkembangannya, dulu sampai sekarang, terkait dengan politik. Hal ini terjadi karena bahsa adalah refleksi dari politik itu sendiri. Politik yang ada pada bahasa jurnalistik kerap terkait dengan kekuasaan. Kekuasaan tersebut datang baik dari pemerintah ataupun dari pihak non pemerintah.

Ketika awal kemerdekan, tepatnya zaman parlementer, harian yang muncul mengusung ideologi masing-masing. Akibat tiap-tiap partai memiliki surat kabar, bahasa di masing-masing harian tersebut cenderung merupakan sikap politik partai dan berusaha menanamkan ideologi yang mereka bawa. Bahkan, terkadang penggunaan bahasa dalam pemberitaan surat kabar tersebut cenderung menjatuhkan partai yang lain, yang menjadi oposisi mereka.

Belum lagi masa orde baru. Ketika rezim ini berkuasa bahasa digunakan sebagai salah satu alat pelanggeng kekuasaan. Hal ini dapat dilihat dari kebijakan dan statement pemerintah tentang sesuatu hal yang cenderung tidak sesuai dengan makna aslinya dan pro pemerintah. Celakanya, pada saat itu, pers dan jurnalis terkesan nurut saja. Bahasa yang digunakan pemerintah-pun diikuti dalam penulisan jurnalistik. Mungkin hal itu terjadi karena 46 % informasi dari surat kabar berasal dari pemerintah.Sebenarnya ada media yang membaca pembodohan yang dilakukan orde baru. Akan tetapi, media jurnalistik tersebut keburu dibredel oleh pemerintah sehingga jurnalis terkesan diam saja.

Dimata sebagian orang, sekarang mungkin merupakan titik baru dalam perkembangan bahasa jurnalistik. Dengan kebebasan yang ada, bahasa jurnalistik tidak akan terjebak dengan politik dan kekuasaan dari pihak-pihak yang berkuasa. Benarkah demikian? Apakah sekarang bahasa jurnalistik yang diusung media memang merupakan sikap politis yang independen dari media tersebut? Mungkin saja ia. Akan tetapi, apakah sikap politik yang independen itu tidak terkait dengan kekuasaan dan ideologi pemilik harian tersebut? Hal itu bisa saja tidak.

Dari tesis yang dibuat Ibnu Hamad, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, saya menyimpulkan keberpihakan dalam pemaparan bahasa jurnalisme masih tetap ada sampai sekarang. Contoh yang diambilnya pada saat itu adalah pemberitaan tentang kasus Ambon. Dari kasus tersebut, dari empat surat kabar yang ia teliti, terdapa dua surat kabar ibukota yang cenderung menunjukan keberpihakkan terhadap agama-agama yang katanya menjadi sentral dari konflik tersebut. Dua surat kabar itu, apabila diteliti lebih lanjut, ternyata dimiliki oleh orang yang agamanya sama dengan agama masing-masing penduduk yang bekonflik di Ambon. Hal ini jelas menunjukan adanya politik keberpihakkan dalam pemaparan bahasa yang digunakan dalam pemberitan.

Dari apa yang dipaparkan, jelas bahasa jurnalisme Indonesia, dulu dan sekarang masih dipengaruhi kekuasaan. Kekuasaan inilah, dengan berbagai kepentingan yang dibawa, akhirnya menunjukan seperti apa sebenarnya politik atau sikap media jurnalistik tersebut.

World Is Flat

-Untuk semua pembaca: Kesempurnaan hanya milik Allah SWT-

Bab awal yang saya baca berisi tentang alasan mengapa Friedman membuat bukunya, mulai dari perjalanan awal, bagaimana ia bisa sampai ke pemikiran bahwa bumi ini datar hingga dilema yang ia rasa tentang perkembangan teknologi yang ada. Ia pun ingin memaparkan kalau sekarang beragam hal yang mulanya tidak bisa bahkan tak mungkin untuk dilakukan, kini menjadi sangat mungkin. Selain itu, pembagian masa globalisasi menjadi tiga pun kian memperkaya bahasan pengetahuan dalam bab ini. Pada dasarnya, dengan menulis buku ini, Friedman hanya ingin memahami lebih jauh bagaimana proses pendataran ini terjadi dan apa implikasinya untuk negara-negara, perusahan-perusahaan dan tiap individu di dunia.

Beratus tahun yang lalu, Cristhophorus Columbus menjelajahi Samudera melalui jalur yang tidak biasa, guna menjangkau daratan India. Columbus berinisiatif untuk menjelajahi lautan melalui jalur barat akibat Konstantinopel, kota yang menjadi gerbang perdagangan ke Eropa, dikuasai oleh Kekaisaran Ottoman Turki semasa Perang Salib. Dengan tujuan memperoleh metal berharga, sutera dan rempah, berlayarlah sang penemu Amerika ini dengan tiga armada: Nina, The Pinta, dan Santa Maria. Alih-alih menepi di India, pelayaran tersebut sampai ke benua baru, pada saat itu, yakni benua Amerika. Dalam laporan hasil perjalanannya kepada Sang Raja dan Ratu Spanyol saat itu, Ferdinant dan Isabella, Columbus mendeklarasikan memang ia tak pernah mencapai daratan India, akan tetapi, melalui perjalanannya, ia mampu membuktikan pada penguasa Spanyol tersebut, kalau sesungguhnya bumi yang mereka pijak selama ini berbentuk bulat.

Berabad-abad setelah pelayaran Columbus, seorang jurnalis bernama Friedman mengadakan perjalanan yang sama menuju India. Berbeda dengan Columbus yang hendak mencari metal berharga, sutera dan rempah, si jurnalis ke India guna mencari software, brainpower, pekerja berpengetahuan, call center, dan beragam hal yang terkait teknologi lain, yang menurutnya sumber kemakmuran di masa kini. Ia pun melakukan perjalanannya. Diawali dari Frankfurt, Jerman dan bermodal peta pada GPS, sampailah ia ke India. Lain halnya dengan Columbus yang tak pernah menemukan India, Friedman benar-benar sampai ke India. Dari hasil perjalanannya ke India, Friedman pun, seperti halnya Columbus, menyimpulkan sesuatu. Bila Columbus berkata bumi itu bulat maka dari perjalanannya tersebut Friedman berpendapat kalau bumi itu datar.

Mengapa ia menyimpulkan demikian? Sesampainya di India, ini merupakan perjalanan pertamanya ke India, Friedman menetap di sebuah kota yang bernama Bangalore. Betapa terkejutnya dia melihat kota yang ia inapi itu. Semua tampak berbeda dan tak seperti berada di India. Di kota tersebut ia menemukan beragam hal yang menunjukan betapa majunya kota tersebut, mulai dari restoran dunia ternama, bangunan kelas dunia hingga teknologi yang kian mempersempit jarak yang ada. Di salah satu perusahan contohnya, Infoys Technologies Limited, ia masuk ke sebuah gedung pertemuan Nandan Nilekani. Ketika duduk untuk interview, betapa terkejutnya ia melihat begitu majunya teknologi yang ada di ruang pertemuan tersebut. Salah satunya televisi layar datar yang berfungsi sebagai sarana teleconference yang menghubungkan Bangalore dengan seluruh kota di belahan dunia lain, dari London hingga San Fransisco, mulai dari New York hingga Singapur. Dari apa yang dilihatnya ini, Friedman pun lalu menyimpulkan bahwa area dunia yang disebutnya playing field mulai men-datar, di mana semua orang bisa bertemu dengan satu sama lain tanpa harus bertatap muka, dan hanya tersambung oleh apa yang disebut teknologi. Selain itu, melalui apa yang dilihatnya, ia pun bisa merasakan bahwa kini India mulai meningkatkan mutunya, baik dari pekerja, skill, dan teknologi, agar tak kalah bersaing dari negara yang lain. Hal ini semakin menambah kuat pemikirannya bahwa sekarang buni kian datar.

Melihat hal ini, perasaan Friedman bercampur aduk. Di satu sisi, Friedman terkesima dengan hal ini. Akan tetapi, ia pun diliputi rasa takut pula. Friedman terkesima karena sekarang banyak hal yang dulu tak mampu dilakukan bahkan tak mungkin dilakukan.kinmi menjadi hal yang mungkin. Contohnya, dengan melihat apa yang ia temui di Nandan, ia bisa tahu kalau sekarang, dengan teknologi, mudah sekali menyatukan tiap orang dari dunia berbeda, waktu yang berlainan, dan dari belahan bumi yang tak sama untuk bekerja dan berkompetisi bersama- dengan teleconference, e-mail, fiber optic network, dll.

Akan tetapi, seperti yang sudah disinggung di atas, muncul ketakutan tersendiri dalam diri Friedman. Secara personal, ketakutan itu muncul akibat fakta bahwa kecanggihan teknologi termasuk komputer mampu disalahgunakan oleh orang-orang ataupun kelompok yang menyalahgunakan teknologi tersebut, disini ia menyebutkan contoh seperti Al-Qaeda dan organisasi lain yang ia anggap teroris. Selain itu, secara profesional, mendatarnya bumi, menurutnya dapat berfungsi melemahkan diri manusia itu sendiri, hingga lupa dan tertidur sehingga kehilangan hal penting yang sebenarnya bisa mereka dapatkan. Disini, Friedman mencontohkan dirinya sendiri. Menurutnya sebelum peristiwa runtuhnya World Trade Center, ia memfokuskan dirinya pada hal yang berbau globalisasi. Akan tetapi, ketika peristiwa WTC terjadi, ia lalu terkesima dengan isu sentral yang ada, yakni terorisme sehingga lupa akan isu yang demula ia minati. Alhasil banyak berita tentang globalisasi yang terjadi, yang berbarengan dengan WTC runtuh dan terjadi setelahnya, terlupakan olehnya dan ia pun kehilangan banyak informasi berharga tentang globalisasi.

Melalu perjalananya pula, Friedman pun menyimpulkan ada tiga era besar globalisasi. Pertama, globalisasi 1.0. Era ini dimulai dari tahun 1492, tahun dimana Columbus melakukan pelayaran-dari dunia yang disebut Old World ke dunia yang disebut the New World- hingga tahun 1800. Globalisasi ini membuat dunia yang tampaknya begitu luas menjadi berukuran sedang. Pada tahap ini, globalisasi pun masih berkisar tentang negara dan otot. Seberapa kuat negara tersebut dan sejauh mana negara itu mampu menyebar untuk menguasai wilayah lainya. Kedua, globalisasi 2.0. Masa ini diawali dengan depresi besar dan Perang Dunia I dan II. Disini dunia yang awalnya berukuran sedang kini kian kecil, dan perusahaan multinasional menjadi pelaku dominan integrasi dunia.

Ketiga, globalisasi 3.0, yang diawai dari tahun 2000 hingga sekarang. Era ini membuat dunia yang awalnya kecil menjadi semakin sempit dan datar. Dari ketiga era globalisasi ini, menurut Friedman, ada yang unik dari glabalisasi 3.0. Menurutnya, pada era ini, dunia tak hanya semakin susut dan datar tapi juga begitu kuatnya pengaruh individual. Selain itu, gobalisasi 3.0 tidak hanya dikendarai oleh kulit putih dan pihak Barat (Eropa dan Amerika) saja. Akan tetapi, era globalisasi satu ini memungkinkan untuk semua orang dari belahan bumi manapun untuk tercebur dan bermain di dalamnya, tanpa melihat dari mana seseorang berasal dan apa warna kulit yang dimiliki.

Selasa, 19 Februari 2008

Dunia kian Datar

-“Honey,” I Confided, “I think the world is flat”-

Friedman, When I Was Sleep

Beratus tahun yang lalu, Cristhopher Columbus menjelajah dunia dari sisi yang berbeda, guna menemukan jalur baru menuju India. Berlayarlah ia melalui jalur barat yang belum pernah terjamah sebelumnya. Alih-alih menemukan India, Cristhoper Columbus malah menemukan benua baru yang dikemudian hari diberi nama Amerika. Ya, sekembalinya dari perjalanan tersebut, Columbus memang tak pernah menemukan India. Tapi melalui perjalanannya, Columbus membuktikan pada Ferdinant dan Isabella, Raja dan Ratu Spanyol, kalau bumi itu bulat.

Tapi, apakah pembuktian bahwa bumi itu bulat oleh sang Columbus bisa berlaku sekarang? Dalam tulisan When I was Sleep, Friedman mengatakan bahwa apa yang dilihatnya, dari hasil perjalanan nya selama ini, sekarang membuat bumi terasa tidak bulat lagi. World now is flat!!! (Bumi sekarang kian datar). Mengapa? Menurut Fierdman, ada beberapa hal yang membuat ia yakin bahwa bumi yang dipijaknya terasa semakin datar. Hal ini terkait dengan penyebaran kebudayan yang relatif sama di tiap belahan dunia dan teknologi yang membuat jarak di tiap sisi bumi menjadi kian sempit.

Contohnya, ketika ia datang ke Bangaloore, salah satu daerah di India. Ia merasa tak seperti berada di India. Disana, ia menemukan gedung bertingkat, ia melihat banyak kantor perusahaan ternama seperti HP dan Texas Instruments, bahkan restoran waralaba Pizza Hut. Di India pun ia malah menemukan banyak orang-orang Amerika berkeliaran disana. Bahkan warga negara India, yang etnis india asli sekalipun, menggunakan nama Amerika. Menurutnya, kebudayan dunia yang kini kian disamakan membuat Bangaloore tak jauh beda dari Kansas.

Selain itu, perkembangan teknologi yang kian fantastis pun membuat jarak yang ada di dunia kini semakin sempit. Orang-orang di masing-masing belahan dunia yang berbeda kini mampu membicarakan bisnis mereka, bak bertemu tatap muka, melalui teknologi teleconference. Komputer yang terjangkau, yang menyebar ke pelosok bumi, dan software yang kian membanjir, seperti email dan search engine Google contohnya, membuat beragam pekerjaan bisa dikirim dari manapun dan diterima di belahan bumi manapun. Industri yang semakin bergerak cepat dan teknologi yang kian maju menimbulkan fenomena munculnya tenaga outsourching yang berfungsi mempermudah pekerjaan, bisnis dan transaksi dunia. Outsourching merupakan tenaga dari luar yang membantu melayani atau melakukan pekerjaan industri atau perusahan yang mengontraknya. Ia membuat beragam hal di dunia kini kian mudah dan tak berjarak.

Di benak Friedman, dunia yang kian datar menimbulkan dilema tersendiri. Di satu sisi ia merasa kagum dengan hal ini. Tapi disisi lain, ini menimbulkan ketakutan tersendiri. Ia kagum karena banyak hal yang semula tidak mungkin untuk dilakukan, dengan teknologi maju, bisa dengan mudah terjadi. Tapi ia juga takut karena penggunaan teknologi yang membuat dunia semakin datar ini bisa disalahgunakan, baik oleh mereka kelompok-kelompok yang marah, dicontohkannya dengan teroris, atau golongan orang yang frustasi.

Ketakutan Friedman pun kian bertambah karena secara profesional, fenomena ini, justru membuat manusia menjadi lemah dan dipaksa kehilangan sesuatu. Disini, Freidman mencontohkan dirinya, ketika sebelum peristiwa 9/11, otak dan pengetahuannya dipenuhi akan isu tentang globalisasi. Akan tetapi, ketika sesudah 9/11 terjadi, setiap hari yang ada di benaknya hanya teorisme. Dan akibatnya, ia malah kehilangan informasi berharga tentang globalisasi yang seharusnya ia dapat. Menurut Friedman dunia yang kian datar membuat manusia menjadi terikat oleh isu yang sama sehingga lupa akan isu dan pengetahuan lain yang berbeda yang pada saat itu kebetulan bukan common isu masyarakat dunia.

Selasa, 12 Februari 2008

Regulasi Seputar Pendaftaran Hak Cipta (Hasil Bahan Bacaan Agena et.al (hal 242-250))

-maaf....karena informasi ini begitu penting sehingga sulit untuk tidak menjadi sekedar penerjemah-

Aturan Setoran Untuk Pekerja Penerbitan di Amerika Serikat
Walau pendaftaran hak cipta tidak dicantumkan, undang-undang tentang hak cipta di Amerika Serikat menetapkan peraturan setoran (deposito) untuk tiap orang atau organisasi yang bekerja di bidang penerbitan. Setoran ini diberikan pada kantor hak cipta di Amerika Serikat. Ini berlaku selama tiga bulan, berupa dua kopi atau phonorecord (sebutan untuk duplikat barang di denia rekaman) produk yang mereka keluarkan. Hal ini nantinya digunakan untuk keperluan perpustakaan kongres (The Library of Congress) di sana. Ketika pekerja penerbitan yang terkait mengabaikan hal ini, mereka dapat diberi sanksi atau hukuman. Meskipun demikian, hal ini tidak akan mempengaruhi perlindungan terhadap hak cipta yang mereka telah kantongi. Sebenarnya, tidak semua pekerja penerbitan harus memenuhi syarat setoran ini. Ada beberapa kategori tertentu yang mendapat pengecualian.

Penggunaan Perintah Setoran Untuk Kepuasan Keperluan Pendaftaran
Khusus untuk pekerja penerbitan di Amerika Serikat, hukum hak cipta memuat ketetapan dimana setoran mandiri (single deposit) ternyata dapat dibuat untuk memenuhi baik keperluan setoran ataupun untuk registrasi. Untuk itu, ada hal-hal yang harus disertakan ketika melakukan pendaftaran, yakni copi dan phonorecord harus ikut disertakan ketika menyerahkan formulir pendaftaran. Selain itu, ada sejumlah uang tambahan yang harus pula disertakan.

Siapa saja yang Bisa Memiliki Formulir Pendaftaran
Sama seperti pendaftaran pada institusi lain, dalam pendaftaran hak cipta, tidak semua orang bisa mendaftar. Ada ketentuan tertentu siapa saja yang bisa mendaftar sebagai pemilik hak cipta. Berikut orang-orang yang legal mengajukan formulir pendaftaran:
1. Penulis (Author)
Penulis disini diartikan sebagai orang yang menciptakan, membuat dan dibayar atau disewa untuk pekerjaan tersebut.
2. Peng-claim hak cipta (the copyright claimant)
Dalam aturan kantor hak cipta di Amerika Serikat, peng-claim hak cipta dapat didefinisikan sebagai penulis hasil kerja tersebut, organisasi yang diidentifikasikan sebagai pemilik hak ciptaaa sampai hak tersebut dimiliki penulis, ataupun organisasi yang dicantumkan dengan kontrak memiliki hak untuk meng-claim hak cipta produk tersebut.
3. Pemilik hak istimewa
Di dalam payung hukum, hak-hak khusus kepemilikan akan hak cipta dan bagian-bagian yang ada dapat dimiliki, meskipun mungkin hanya terbatas pada dalam suatu waktu dan berlaku pada tempat kejadian tertentu. Pemilik hak cipta ini diperbolehkan mendaftar untuk meng-claim hak cipta akan suatu produk, pekerjaan atau hasil kerja.
4. Agen yang berwenang
Sama seperti penulis, peng-claim hak cipta dan pemilik hak istimewa, agen yang berwenang terhadap produk, pekerjaan atau hasil kerja tertentu pun bisa mengajukan pendaftaran kepemilikan hak cipta.
Syarat khusus tentang adanya pihak ketiga (pengacara) untuk membuat arsip atau berkas mengenai masalah ini tidak dicantumkan.




Formulir Pendaftaran
Formulir pendaftarn hak cipta terbagi dalam klasifikasi kelompok-kelompok tertentu. Ada empat klasifikasi yakni formulir asli, formulir perpanjangan hak cipta, untuk koreksi dan amplifikasi (penguatan), dan untuk kontribusi kelompok secara periodik
1. Formulir pendaftaran asli,
Formulir pendaftaran asli terbagi dalam beberapa jenis meliputi formulir PA, SE, SR, TX, VA, G/DN, formulir pendek/SE dan SE/GROUP, formulir pendek dari TX, PA dan VA, formulir GATT atau GATT dan GATT/GRP. Berikut keterangannya:
a. Formulir PA
Formulir ini untuk semua pekerjaan dan hasil seni, baik yang dipublikasikan ataupun tidak seperti drama dan musik, pantomim dan kreografi, motion picture dan audiovisual.
b. Formulir SE
Formulir ini ditujukan untuk kelompok serial, isu-isu pekerjan, hal-hal yang di disain secara kronikal dan sesuatu yang waktunya tidak bisa kita batasi ( hal-hal yang bersifat periodik, surat kabar, journal, dll)
c. Formulir SR
Formulir ini dibuat untuk pendaftaran hak cipta hasil rekaman suara baik yang dipublikasikan ataupun tidak.
d. Formulir TX
Merupakan formulir yang diperuntukan untuk literatur non drama
e. Formulir VA
Formulir yang diperuntukan untuk hasil seni visual baik yang dipublikasikan ataupun tidak (hasil pekerjaan di bidang arsitektur, grafik, dll)
f. Formulir G/DN
Formulir khusus untuk isu khusus yang berlaku bulanan seperti isu yang dimuat di surat kabar pada kondisi tertentu
g. Formulir Pendek/SE dan SE/GROUP
Formulir khusus yang berlaku untuk pendaftaran tertentu saja
h. Formulir Pendek TX, PA dan VA
Merupakan versi pendek dari formulir registrasi yang telah ada
i. Formulir GATT dan GATT/GRP
Formulir khusus untuk orang-orang yang meng-claim memiliki hak akan hasil cipta tersebut atau organisasi yang terkait dengan pekerjaan tersebut
2. Formulir perpanjangan hak cipta, ada 2 jenis
Formulir perpanjangan hak cipta terbagi dua, yakni formulir RE dan RE Addendum. RE diperuntukan untuk claim hasil cipta yang sudah tercatat sebelumnya dalam hukum sampai 31 Desember 1977 dan terdaftar selama 28 tahun. Selain itu terdapat pula RE Addendum yakni formulir perpanjangan untuk claim hasil cipta yang telah dimuat sebelum munculnya Undang-Undang Copyright tahun 1909 tapi belum pernah di daftarkan selama 28 tahun.
3. Formulir koreksi dan amplifikasi (penguatan)
Formulir ini berguna sebagai formulir pendaftarn tambahan dan berfungsi sebagai penguatan yang diberikan pada kantor hak cipta dari awal registrasi semula. Ia disebut Formulir CA.
4. Formulir kontribusi kelompok secara periodik
Hanya ada satu formulir, yakni formulir GR/CP. Ia aplikasi tambahn yang digunakan untuk pendaftar grup kontributor secara periodik sebagai tambahan formulir asli TX ,PA, dan VA.


Cara memperoleh Formulir Pendaftaran:
Untuk memilikinya, seseorang harus memiliki program Adobe Acrobat Reader. Instal di komputer dan formulirnya dapat di akses lewat internet. Adobe Reader dapat di download secara gratis tanpa bayar dengan masuk ke dalam Adobe Reader Incorporate dengan sambungan internet yang sama dimana formulir itu disediakan. Lalu print satu per satu (halaman kedua secara langsung akan dapat ditemui di bawah halaman pertama). Untuk mendapatkan hasil print yang baik, print tulisan tersebut melalui laser print.

Fill-in Formulir (Formulir Tambahan)
Semua formulir hak cipta yang terdapat dalam Copyright Office Website dalam bentuk fill-in formulir. Masuk ke dalam situs www.copyright.gov/form dan ikuti saja instruksi yang ada. Formulir ini membuat kita tahu informasi tentang pendaftaran hak cipta sementara menunggu Adobe Acrobat Reader bekerja menunjukan formulir. Setelah itu, formulir harus di print dan dikirim ke kantor hak cipta. Fill-in formulir berfungsi sebagai berkas print out kita dan juga berkas untuk kantor hak cipta.

Fees (Bayaran)
Semua pembayaran harus dalam bentuk draf seperti cek, money order, draf bank. Lalu dibayarkan pada Pendaftaran Hak Cipta (Register of Copyright). Pengiriman dalam bentuk tunai tidak diperbolehkan. Mengapa? Karena pengiriman uang tunai terlalu riskan dan beresiko. Draf dapat ditebus tanpa biaya pengiriman melalui institusi Amerika Serikat. Pembayaran harus dengan mata uang dollar dan tercatat dalam American Banking Assosiation. International Money Order dan Pestal Money Order yang ada pada post office tidak diperkenankan. Jika cek yang diterima kantor hak cipta tidak tercatat, kantor hak cipta akan membatalkan registrasi dan pendaftar tidk akan tercantum dalam daftar pemilik hak cipta. Uang tambahan selama proses pendaftaran asli, tambahan ataupun perpanjangan tidak akan dikembalikan kembali, meski pendaftaran pembatalan hak cipta telah dimuat. Berikut keterangan lain tentang pembayaran tersebut:

1. Dana Tambahan dan Pelayanan dapat Dikenakan Pada Pembayaran via Credit Card
Biaya tambahan dalam pembayaran melalui credit card akan dikenai dalam bentuk pembayaran telepon atau pembayaran pada orang-orang di kantor hak cipta, sebagai uang jasa pelayanan. Pembayaran lewat kredit card hanya untuk membayar bentuk pelayanan saja bukan untuk aplikasi tambahan ataupun hal-hal lain yang terkait. Info tentang apa saja yang tidak dikenakan biaya bisa ditanyakan di kantor informasi publik.

2. Bagian Sertifikasi dan Dokumentasi
Pembayaran ini berlaku untuk jasa telepon atau pegawai pada kantor terkait yang membantu melakukan beberapa hal seperti menambah sertifikat, mengkopi dokumen dan setoran, serta menyusun dan mengirimkan kembali sertifikat, setoran dan melakukan proses tambahan lain

3. Kantor Informasi Publik
Pembayaran bisa saja tidak dikenakan pada biaya telepon, hanya pada orang tertentu di kantor informasi publik yang melakukan beragam pekerjaan yang terkait dengan pendaftaran hak cipta. Mulai dari membayar formulir pendaftaran standar, permintaan pelayanan di bagian sertifikasi dan dokumentasi dan juga pelayanan servise secara online.

4. Bagian Referansi dan Bibliografy
Permintaan untuk pencarian baik regular ataupun khusus pun dikenai biaya. Biasanya berupa biaya telepon.

5. Unit Pemeliharaan Rekaman
Biaya tambahan pun juga dikenakan di unit pemeliharaan rekaman. Diantaranya untuk mem-print dan fotokopi

6. Bagian Pengaturan Fiskal
Biaya setoran yang diatur oleh bagian pengaturan fiskal dapat juga dibayarkan melalui credit card. Pencatatan NIE dan data pengakuan dalam formulir GATT dan GATT/GRP dapat dikirimkan melalui credit card jika nomor pada kartu disertakan pada kertas yang terpisah bersamaan dengan formulir.

Pada dasarnya, segala hal tentang pembayaran ini bisa saja berubah. Untuk info lebih lanjut bisa dilihat di www.copyright.gov.

Mencari Rekaman atau Berkas Kantor Hak Cipta
Rekaman atau berkas pendaftaran hak cipta dapat dilihat oleh publik atau masyarakat luas. Untuk memintanya, Kantor hak cipta akan mencoba mencarikan rekaman atau berkas itu untuk anda. Dalam undang-undang hal ini dikenakan biaya 75$ setiap jam atau sedikitnya setiap 1 jam. Sama seperti keterangan yang lain di atas, jika ingin tahu lebih lanjut tentang hal ini silakan menghubungi www.copyright.gov.

Review The Idea Of Theory

“ Theories come in many shapes and sizes”

- W Lawrence Neuman –


Pernahkah mencoba mempelajari sesuatu tanpa panduan? Percaya atau tidak, tanpa panduan sesuatu akan sangat sulit dipelajari. Lalu apa panduan para akademisi dalam mempalajari sesuatu? Melalui bahan yang saya baca, saya dapat mengatakan sesungguhnya teori bak buku panduan. Teori merupakan acuan untuk mempelajari bahkan menyelidiki sesuatu.

Lalu apa difinisi teori? Teori, dari yang saya pahami, pada intinya adalah pengetahuan yang telah disusun secara sistematis, yang mempermudah kita mempelajari tentang suatu hal. Teori menjelaskan gejala dan selalu berusaha menentukan hubungan atau pola-pola umum dari suatu gejala sebagai bentuk cara penjelasannya. Teori bisa menimbulkan spekulasi dan beragam penelitian. Bahkan, teori dapat memicu berkembangnya diskusi, debat, bersifat evaluatif dan juga menuai kritik.

Ada beberapa elemen penting teori. Elemen-elemen tersebut yakni asumsi filosofis, konsep, dan penjelasan (explanation). Asumsi filosofis dianggap sebagai hal dasar ketika kita ingin mempelajari sebuah teori. Intinya, ketika belajar satu teori, hal pertama yang harus kita ketahui tentang teori itu adalah asumsi dasar dari teori tersebut. Asumsi filosofis suatu teori terbagi akan tiga cabang yakni secara epistemologi, ontologi dan axiologi. Epistemlogi adalah hakekat dasar dari ilmu pengetahuan tentang bagaimana seseorang tahu apa yang mereka klaim telah mereka ketahui. Ontologi merupakan studi tentang gejala sosial, bagaimana realita sosial akan sesuatu dilihat oleh seseorang. Sedangkan axiologi terkait nilai yang ada dari sebuah studi. Axiologi lebih mengarah pada tujuan dilakukannya penelitian.

Konsep merupakan hal yang paling penting yang memungkinkan terbangunya suatu teori, bagaimana teori itu dilihat dan apa saja hal-hal yang penting dari teori tersebut. Mengutip difinisi dari W Lawrence Neuman, secara lebih sederhana konsep adalah suatu gagasan yang dinyatakan dalam suatu simbol atau kata. Untuk membuat pembaca lebih memahami apa yang ada pada konsep, konsep membutuhkan elemen ketiga dari teori yakni penjelasan. Dengan penjelasan, teori diidentifikasikan secara teratur dan hubungan tiap variabel di dalamnya menjadi baku. Selain ketiga elemen di atas, sebenarnya, ada elemen lain yang muncul sebagai hal mendasar dalam membentuk suatu teori yakni prinsip. Prinsip adalah petunjuk yang mampu membuat kita mengintpretasi, menilai, dan memutuskan apa yang harus dilakukan pada suatu situasi tertentu. Akan tetapi, elemen yang satu ini hanya digunakan dalam teori yang berparadigma practical.

Elemen-elemen yang mengisi konstruksi dari tiap teori tidak sama. Hal ini akibat perbedaan paradigma ideal yang menjadi prinsip para penghasil teori tersebut. Dalam The Idea of Theory terdapat dua tipe paradigma, yakni nomothetic dan practical. Nomothetic teory menganggap suatu hal bisa digeneralisasi dan berlaku universal, dimana secara asumsi realita ada di luar diri manusia dan menunggu ditemukan (epistemologi), teori netral (axiologi), dan prilaku muncul sebagai respon biologis dari lingkungan (ontologi), konsep bisa diukur dan menjelaskan sebab akibat. Practical teory menganggap tidak ada hal yang bersifat universal, dimana secara asumsi ilmu pengetahuan tidak datang sendiri ke dalam kehidupan manusia tapi ia hasil interpretasi dalam diri manusia (epistemologi), tidak ada ilmu yang bebas nilai (axiologi), perilaku muncul karena manusia-lah yang menentukan apa yang hendak ia lakukan (ontologi), konsep tidak bisa diukur, mementingkan pemahaman akan makna dan memiliki prinsip aturan adalah untuk mawas diri dan bertindak.

Meski berbeda paradigma, pada intinya ada nilai universal yang bisa menjadi acuan tentang bagaimana teori itu sesungguhnya. Hal tersebut ialah skup teori harus merambah banyak fenomena dan harus bisa digunakan pada banyak situasi, teori harus menjaga konsistensinya, teori bersifat heuristic (penolong munculnya hal baru pada teori), teori harus valid, teori memberi penjelasan termudah bagi pembacanya dan terbuka (khususnya berlaku untuk paradigma praktis).