Selasa, 08 April 2008

Afterword

“tulisan ini dimulai dari halaman 281-285”

Perjalanan Personal: John

Dalam penjelasan buku di awal, John telah melengkapi sebuah projek untuk sebuah perusahaan yakni Business Software Alliance untuk memahami pengaruh pembajakan software dalam bidang ekonomi, jadi ia pun akhirnya tahu kalau pembajakan bukanlah kejahatan yang memakan korban sedikit. Di sisi lain, di waktu yang sama pula, ia pun merupakan orang yang baru mengenal Napster. Ketika itu, istri dan anaknya memperkenalkan bagaimana cara menggunakan program ini. Ia pun mulai mempercayai kalau Napster merupakan cara yang paling baik untuk mencari beragam lagu dibanding dengan cara yang lain. Di dalam Napster ia dapat menemukan beragam lagu, mulai dari jenis jazz`sampai rock, yang mungkin, tak bisa ia temukan di katalog industri musik yang lain. Pertumbuhan yang begitu cepat dari pengguna Napster, yakni mencapai ribuan dalam waktu sebulan, meyakinkan saya bahwa telah ada sebuah fenomena yang menjadi pusat perhatian yang lebih dari sekedar mencari lagu dengan gratis. Padahal, label rekaman justru susah payah memporsir artis nya untuk bekerja dan berkreasi mati-matian. Hal ini akhirnya menimbulkan perasaan tertentu pada si penulis. Ia pun merasa harus menghormati kerja keras para eksekutif dalam industri musik ini.

Ketika ia memulai menginterview orang-orang, khususnya remaja, terhadap perilaku mereka tentang men download musik, permainan, dan piranti lunak, hal ini membuat penulis menyadari satu hal. Bahwa mereka sama sekali tidak melihat ada yang salah dengan hal ini. Ya, ini seperti melakukan hal yang sia-sia. Akan tetapi ,pada dasarnya, penulis setidaknya ingin memberitahu mereka bahwa apa yang mereka lakukan merupakan tindakan yang salah. John hanya ingin menanamkan pada diri tiap orang, bahwa ketika kita mendownload suatu lagu dari Napster, yang sebenarnya, kita tahu kalau lagu tersebut bisa kita beli, kita harus tahu kalau tindakan tersebut merupakan tindakan yang salah. Sebenarnya, penulis tidak bermaksud untuk melakukan penilaian terhadap hal ini. Tapi ya, memang ia melakukannya. Dan bahkan, sesekali ia malah memasang radar detector untuk itu, untuk orang-orang yang melakukan hal tersebut.

John menjadi bersimpati pada industri musik dan film. Menurutnya, sekarang keduanya berada dalam bencana teknologi, yang membuat perubahan dalam bisnis mereka dan tindakan ini tidak dapat dimaafkan. Hal ini terkait teknologi yang membuat manusia ingin mempercepat segala hal dalam kecepatan yang begitu memusingkan. Penulis pun ingin agar para pen download, apapun itu, dibuat menghabiskan waktu yang sangat lama untuk melakukan hal ini, sama seperti lamanya mereka berpikir tindakan ini tergolong perbuatan salah atau benar.

Lalu bagaimana dengan pembajakan buku? Misalnya buku yang ditulis oleh si penulis ini? Penulis memang memikirkan apa rasanya jika ia tahu kalau ada orang yang membaca bukunya tanpa membayar sedikitpun. Menurutnya, jika orang-orang tersebut hanya membaca dari sampul ke sampul, ia tentu merasa cukup tenang. Prospek untuk menjadi kaya dari buku yang terkena pembajakan digital sangatlah tipis. Tetapi, ada satu hal yang menarik. Ada hal yang cukup baik yang muncul. Penulis pasti memiliki pembaca yang banyak, pembaca yang begitu luas.

Jadi, seperti aspek-aspek lain dalam proteksi terhadap copyright dan pembajakan digital, penulis merasa harus mengambil hikmah dari kemampuan manusia yang unik untuk menerima dua pandangan yang berbeda dalam satu waktu. Ia percaya, orang-orang bisa menentukan sikap baik membeli atau hanya membaca buku yang ia tulis. Meskipun demikian, tidak tertutup kemungkinan untuk mereka melakukan dua hal tersebut. Mereka tidak hanya membaca secara gratis tapi juga membelinya.

Perjalanan Personal: Jack

Ketertarikan penulis (Jack) terhadap komputer teknologi dan etik sudah ada sejak 20 tahun lalu, mulai dari bulletin bernama Concience in Computer sampai BusineesWeek memasukkan ide si penulis untuk menghindarkan anak-anak dari kegiatan hacking computer perusahaan manapun. Ketika ia dan penulis lain, John, merencanakan pembuatan buku ini, ia masih mencoba untuk menyakinkan muridnya bahwa mendownload lagu adalah hal yang tidak beretika dan plagiatisme adalah merupakan tindakan yang tidak termaafkan.

Pada waktu yang sama, untuk mendukung tindakannya, penulis mendapatkan empat lagu dalam komputernya dan ia mendapatkan itu dari internet. Beda dengan yang orang awam lakukan, Ia merekam semua itu dari televisi komersial Sony, yang ia beli dengan 1 dollar dalam web Sony. Ia tahu, ia bukanlah orang yang buta terhadap downloading dan MP3. Akan tetapi, ketika ia mendengar lagu tertentu dan tertarik dengannya, ia lebih memilih untuk membeli dari pada melakukan ha tersebut.

Ketika menyelesaikan buku ini, penulis sebenarnya kecew dan marah. Ia kecewa terhadap tindakan para pemuda dan pihak-pihak lain yang melakukan kegiatan digital yang tidak beretika. Tapi ia pun marah kepada media kompani, karena mereka melakukan tindakan perlawanan terhadap anak-anak (yang melakukan downloading dan sebagainya dalam dunia digital) karena menurutnya, sesungguhnya anak-anak ini sakit dan perlu ditolong. Perasaanya menjadi semakin sakit melihat warga menelanjangi (konotesi) para musisi dan artis, dan lebih sakit lagi bila menyadari bahwa bisnis musik melakukan hal yang sama pula terhadap pelanggan mereka. Ia mulai paham bahwa orang-orang kini hidup dalam keegoisan, yang membuat mendownload menjadi hal yang harus dilakukan karena audience menginginkan media yang tidak menggerogoti uang mereka (gratis) dan tidak sulit dicari. Akhirnya, ia pun berempati pada anak-anak muda yang berani melawan mesin media ini.

Tapi tetap saja, Jack sebagi penulis tidak mau menyalahkan pihak-pihak tertentu atau orang yang terkait dengan ini. Ia lebih memilih untuk mengerti, bahwa sebenarnya ada nilai-nilai tertentu yang mendasari orang-orang melakukan tindakan tak beretika di internet. Ia pun memilih mencoba mengerti sulit untuk mendifinisikan bahwa seseorang mencuri padahal ia mengkopi untuk keperluannya sendiri. Ia pun mengerti sesungguhnya teknologi lah yang merubah semuanya, termasuk cara mengolah hal-hal yang berbau komersial, difinisi properti intelektual, dan cara kita sebagai manusia mengatur hidup kita.

Pada intinya, ia tidak menyalahkan sepenuhnya mengapa seseorang atau anak-anak melakukan tindakan mendownload dan sebagainya tersebut. Ia yakin, apapun pasti ada sebabnya. Dan mereka melakukan hal tersebut juga karena dunia bisnis yang menekan mereka, membuat harga yang begitu tinggi untuk sesuatu yang mereka sangat butuhkan. Ia pun tidak begitu yakin dengan campur tangan pemerintah. Karena menurutnya meski ada peratura, toh kita (individu) lah yang menentukan.

Semua hal yang katalog sekarang berubah menjadi digital. Segala hal sekarang bersifat digital. Internet semakin lama semakin besar, cepat, lebih baik dan munkin saja lebih mudah dan murah. CD pun berganti menjadi musik online dan mobile. TV Show dan film bisa ditonton melalui computer dan software, tanpa harus dibeli, bisa diakses dengan mudah di internet. Jack berpendapat inilah yang dihadapi di abad millennium sekaramg. Teknologi merubah segalanya kian cepat. Karena itu, seharusnya sekarang harys muncul pemikiran baru tentang hak akan kekayaan intelektual dan hak cipta, sikap baru tentang media digital, kesadaran pengguna, dan yang penting, kesadaran para pebisnis dalam menentukan yang mana yang menjadi prioritas.

Tidak ada komentar: