Selasa, 12 Februari 2008

Review The Idea Of Theory

“ Theories come in many shapes and sizes”

- W Lawrence Neuman –


Pernahkah mencoba mempelajari sesuatu tanpa panduan? Percaya atau tidak, tanpa panduan sesuatu akan sangat sulit dipelajari. Lalu apa panduan para akademisi dalam mempalajari sesuatu? Melalui bahan yang saya baca, saya dapat mengatakan sesungguhnya teori bak buku panduan. Teori merupakan acuan untuk mempelajari bahkan menyelidiki sesuatu.

Lalu apa difinisi teori? Teori, dari yang saya pahami, pada intinya adalah pengetahuan yang telah disusun secara sistematis, yang mempermudah kita mempelajari tentang suatu hal. Teori menjelaskan gejala dan selalu berusaha menentukan hubungan atau pola-pola umum dari suatu gejala sebagai bentuk cara penjelasannya. Teori bisa menimbulkan spekulasi dan beragam penelitian. Bahkan, teori dapat memicu berkembangnya diskusi, debat, bersifat evaluatif dan juga menuai kritik.

Ada beberapa elemen penting teori. Elemen-elemen tersebut yakni asumsi filosofis, konsep, dan penjelasan (explanation). Asumsi filosofis dianggap sebagai hal dasar ketika kita ingin mempelajari sebuah teori. Intinya, ketika belajar satu teori, hal pertama yang harus kita ketahui tentang teori itu adalah asumsi dasar dari teori tersebut. Asumsi filosofis suatu teori terbagi akan tiga cabang yakni secara epistemologi, ontologi dan axiologi. Epistemlogi adalah hakekat dasar dari ilmu pengetahuan tentang bagaimana seseorang tahu apa yang mereka klaim telah mereka ketahui. Ontologi merupakan studi tentang gejala sosial, bagaimana realita sosial akan sesuatu dilihat oleh seseorang. Sedangkan axiologi terkait nilai yang ada dari sebuah studi. Axiologi lebih mengarah pada tujuan dilakukannya penelitian.

Konsep merupakan hal yang paling penting yang memungkinkan terbangunya suatu teori, bagaimana teori itu dilihat dan apa saja hal-hal yang penting dari teori tersebut. Mengutip difinisi dari W Lawrence Neuman, secara lebih sederhana konsep adalah suatu gagasan yang dinyatakan dalam suatu simbol atau kata. Untuk membuat pembaca lebih memahami apa yang ada pada konsep, konsep membutuhkan elemen ketiga dari teori yakni penjelasan. Dengan penjelasan, teori diidentifikasikan secara teratur dan hubungan tiap variabel di dalamnya menjadi baku. Selain ketiga elemen di atas, sebenarnya, ada elemen lain yang muncul sebagai hal mendasar dalam membentuk suatu teori yakni prinsip. Prinsip adalah petunjuk yang mampu membuat kita mengintpretasi, menilai, dan memutuskan apa yang harus dilakukan pada suatu situasi tertentu. Akan tetapi, elemen yang satu ini hanya digunakan dalam teori yang berparadigma practical.

Elemen-elemen yang mengisi konstruksi dari tiap teori tidak sama. Hal ini akibat perbedaan paradigma ideal yang menjadi prinsip para penghasil teori tersebut. Dalam The Idea of Theory terdapat dua tipe paradigma, yakni nomothetic dan practical. Nomothetic teory menganggap suatu hal bisa digeneralisasi dan berlaku universal, dimana secara asumsi realita ada di luar diri manusia dan menunggu ditemukan (epistemologi), teori netral (axiologi), dan prilaku muncul sebagai respon biologis dari lingkungan (ontologi), konsep bisa diukur dan menjelaskan sebab akibat. Practical teory menganggap tidak ada hal yang bersifat universal, dimana secara asumsi ilmu pengetahuan tidak datang sendiri ke dalam kehidupan manusia tapi ia hasil interpretasi dalam diri manusia (epistemologi), tidak ada ilmu yang bebas nilai (axiologi), perilaku muncul karena manusia-lah yang menentukan apa yang hendak ia lakukan (ontologi), konsep tidak bisa diukur, mementingkan pemahaman akan makna dan memiliki prinsip aturan adalah untuk mawas diri dan bertindak.

Meski berbeda paradigma, pada intinya ada nilai universal yang bisa menjadi acuan tentang bagaimana teori itu sesungguhnya. Hal tersebut ialah skup teori harus merambah banyak fenomena dan harus bisa digunakan pada banyak situasi, teori harus menjaga konsistensinya, teori bersifat heuristic (penolong munculnya hal baru pada teori), teori harus valid, teori memberi penjelasan termudah bagi pembacanya dan terbuka (khususnya berlaku untuk paradigma praktis).

Tidak ada komentar: